Rabu, 21 Maret 2012

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan atau penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainnya.(Ilmu kebidanan, Sarwono 2007)

Morbiditas dan mortilitas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara miskin dan negara berkembang. Kematian wanita pada usia subur di sebabkan oleh hal- hal yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas. Sehingga tolak ukur untuk menilai baik buruknya pelayanan kesehatan yang di berikan oleh Negara salah satu berdasarkan tinggi rendahnya angka morbiditas dan mortalitas ( Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Saiffudin 2006)

Berdasarkan survey Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003. Indonesia sebagai Negara sedang berkembang mempunyai Angka kematian ibu yang masih tinggi yaitu 307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi mencapai 30/1000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu masih cukup tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Untuk menurunkan angka tersebut berbagai upaya yang telah dilaksanakan Program pemerintah dalam penurunan AKI dan AKB tertuang dalam piramida intervensi upaya safe motherhood yaitu untuk mengamankan ibu hamil, melahirkan dan sesudahnya menuju keluarga sehat, sejahtera dan untuk mencegah kematian ibu maka pelayanan kesehatan memiliki dampak langsung terhadap kematian ibu. Melihat masih tingginya kematian maternal gerakan safe motherhood di Indonesia ditanggapi dengan simposium ”kesejahteraan ibu” yang mempunyai dampak cukup berarti. Oleh karena itu pemerintah merencanakan “ Making Pregnancy Safer (MPS 2001) ” melalui tiga pesan kunci yaitu : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.(Depkes Profil Kesehatan, 2006 ).

Dengan berbagai program yang telah dilakukan oleh pemerintah, sasaran atau target 2010 adalah menurunkan AKI 125/100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 15/1000 kelahiran hidup belum tercapai, sehingga pemerintah mengeluarkan Program MDGs (Millennium Development Goals). MDGs/sasaran pembangunan millennium adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun 2015. Sasaran atau target pada tahun 2015 yaitu AKI 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB 23/1.000 kelahiran hidup. Delapan tujuan yang diupayakan oleh pemerintah antara lain : Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim, pemerataan pendidikan dasar, mendukung adanya persamaan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya, menjamin daya dukung lingkungan hidup, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. (Badan PBB Program Pembangunan :informasi dasar sasaran pembangunan millennium)

Sehingga untuk mempercepat pencapaian target MDGs, pada tahun 2011, kementrian kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan memulai program Jampersal (Jaminan Persalinan), yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalianan, postnatal dan Keluarga Berencana. (puskom.publik Depkes)

Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia, Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu, MPH, Dr.PH pada tanggal 26 Januari 2011 menetapkan lima strategi operasional yaitu penguatan Puskesmas dan jaringan, penguatan manajemen program dan sistem rujukannya, meningkatkan peran serta masyarakat, kerjasama dan kemitraan, kegiatan akselerasi dan involusi tahun 2011, penelitian dan pengembangan inovasi yang terkoordinir. (puskom.publik Depkes)

Provinsi Jawa Barat AKI pada tahun 2009 mencapai 259/100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB mencapai 35/1000 kelahiran hidup (Badan pusat statistic). Adapun upaya yang di lakukan Jawa barat untuk menurunkan angka kematian bayi selain mengikuti program pemerintah yaitu program jamkesda (jaminan kesehatan daerah). (Dinkes, 2009)

Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada tahun 2009 jumlah AKI dan AKB sebanyak 23 kasus dan 84 kasus. Dan pada tahun 2010 jumlah AKI dan AKB sebanyak 20 kasus dan 59 kasus, berdasarkan data AKI dan AKB tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan. Usaha- usaha yang dilakukan Kota Bekasi dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi selain mengikuti program pemerintah, Kota Bekasi mempunyai program antara lain P4K(Perencanaan Persiapan Persalinan Pencegahan Komplikasi), GSI atau Gerakan Sayang Ibu yang berisi tentang pemetaan ibu hamil beresiko dan kantong persalinan, Desa Siaga, Rw siaga (Dinkes kota Bekasi 2010).

Berdasarkan studi kasus yang penulis lakukan di Bidan Praktek Swasta (BPS) Bidan Desliawati,Am.Keb, diperboleh data dari bulan Januari s/d Agustus 2011 tercatat ibu hamil yang memeriksakan dirinya sebanyak 100 orang. Ibu bersalin 80 orang, bayi baru lahir 80 orang, dan ibu nifas 80 orang. Angka kematian ibu tidak ada dan angka kematian bayi tidak ada.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulisan tertarik untuk mengambil study kasus dengan judul “ Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny S Di Bidan Praktek Swasta Bekasi

1.2 Ruang Lingkup

Dalam penelitian laporan study kasus ini penulis membahas tentang manajemen asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S yang dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2011 sampai dengan 14 Januari 2012 di Bidan Praktek Swasta Bidan Desliawati, Yang dimulai dari usia kehamilan 38 minggu dengan kunjungan ANC 2 kali sampai 14 hari masa nifas.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir sampai nifas dengan memakai pendekatan manajemen Varney dan pendokumentasiannya dengan menggunakan SOAP.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada ibu dimulai sejak hamil, bersalin, bayi baru lahir sampai nifas.

1.3.2.2 Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data guna melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan selama kehamilan persalinan, bayi baru lahir sampai nifas.

1.3.2.3 Mahasiswa mampu melaksanakan antisipasi terhadap masalah potensial pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir sampai nifas.

1.3.2.4 Mahasiswa mampu melakukan identifikasi seluruh kebutuhan akan tindakan segera apabila ditemukan tanda-tanda komplikasi pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir sampai nifas.

1.3.2.5 Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan kebidanan sesuai skala prioritas masalah dimulai sejak hamil, bersalin, bayi baru lahir sampai nifas.

1.3.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan/implementasi berdasarkan rencana asuhan pada ibu dimulai sejak hamil, bersalin, bayi baru lahir sampai nifas.

1.3.2.7 Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi keberhasilan dan mampu melakukan assesment kembali terhadap setiap kegagalan terhadap asuhan seluruh kebidanan dimulai sejak hamil, bersalin, bayi baru lahir sampai nifas.

1.3.2.8 Mahasiswa mampu melaksanakan dokumentasi asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dengan menggunakan SOAP.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Rumah Bersalin

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan dalam upaya menurunkan Angka kematian ibu dan bayi sesuai standar pelayanan kebidanan.

1.4.2 Bagi Klien

Ibu merasa terpantau kesehatannya mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan kesehatan bayi nya.

1.4.3 Intitusi

Diharapkan institusi pendidikan dapat menciptakan bidan yang berkualitas dan dapat bekerja di masyarakat khususnya didalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan standar asuhan pelayanan kebidanan.

1.4.4 Mahasiswa

Untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa memahami manajemen dan Asuhan Kebidanan pada kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir normal serta cara penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari pendidikan ke situasi yang nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar