Rabu, 21 Maret 2012

BAB IV

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan studi kasus ini, penulis mencoba menyajikan manajemen kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas normal di BPS Bidan Desliawati,Am.Keb di bab ini penulis membandingkan antara toeri dengan penerapan manajemen kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas dengan kenyataan yang penulis temukan di lapangan pada Ny. S G3P2A0. Apakah sesuai atau terdapat kesenjangan antara teori dan penerapan di lapangan. Adapun manajemen yang penulis gunakan adalah manajemen 7 langkah Varney dan SOAP.

4.1 Masa kehamilan

Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC) petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis (identitas, keluhan utama, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat penyakit, riwayat sosial ekonomi), pemeriksaan fisik (tanda-tanda vital, head to toe, pemeriksaan dalam, laboratorium) untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterin serta ada tidaknya masalah atau komplikasi. (Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Saifuddin 2009)

Masa kehamilan dilalui dengan baik oleh Ny. S dengan melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan jadwal kunjungan yang telah dianjurkan oleh bidan yaitu melakukan ANC sebanyak 3 kali kunjungan, trimester III. Pada masa kehamilan penulis melakukan pemeriksaan sebanyak 2 kali pertemuan. Berdasarkan teori yang ada bahwa kunjungan pada kehamilan minimal 4 kali kunjungan selama kehamilan yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali, trimester II sebanyak 1 kali kunjungan, dan trimester III sebanyak 2 kali kunjungan (Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Saifuddin 2009). Maka dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan. Pemberian imunisasi TT dilakukan sebanyak 2 kali yaitu TT1 diberikan pada tanggal 18 Juli 2011 dan TT2 pada tanggal 23 September 2011. Maka dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan bahwa imunisasi TT diberikan minimal 2 kali selama masa kehamilan. (Saifuddin, 2009). Kenaikan berat badan yang dialami ibu selama kehamilan adalah 10 kg yaitu dari 58-68 kg, hal ini sesuai dengan teori bahwa berat badan akan bertambah 6,5-16,5 kg selama kehamilan atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg per minggu. (Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Manuaba,2010 )

Pada pemeriksaan kehamilan terdapat kebijakan program yaitu standar asuhan minimal yaitu 14T diantaranya timbangan berat badan dan tinggi badan, ukuran tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, pemberian imunisasi TT lengkap, pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL, perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara, pemeliharaan tingkat kebugaran/ senam ibu hamil, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, pemeriksaan protein urine atas indikasi, pemeriksaan reduksi urine atas indikasi, pemeberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok, pemberian anti malaria pada daerah yang endemis malaria.(Depkes, 2009) dalam kasus ini tidak menggunakan standar asuhan minimal 14T selama pemeriksaan kehamilan pada Ny.S, pada kenyataan di lapangan hanya menggunakan standar asuhan minimal 7T karena fasilitas yang kurang memadai dan biaya, standar asuhan minimal 7T yang dilakukan antara lain tinggi dan timbang berat badan, ukur tekanan darah, tinggi fundus uteri, pemberian tablet Fe, pemeriksaan Hb, pemberian imunisasi TT, dan temu wicara.

Pertama kali penulis melakukan pemeriksaan tanggal 08 November 2011 pada Ny. S dengan usia kehamilan 38 minggu > 2hari. Ibu ada keluhan yang di rasakan yaitu pusing, dan penulis menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, istirahat yang cukup, makan makanan dengan gizi seimbang, memberikan ibu tablet Fe dan kalk, dan menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi dan segera datang jika ada keluhan yang dirasakan.

Pada pertemuan kedua penulis tanggal 15 November 2011 dengan Ny. S usia kehamilan 39 minggu > 2 hari dan ibu datang untuk kontrol ulang, ibu tidak ada keluhan yang dirasakan. Penulis mengingatkan kembali tentang istirahat yang cukup, makan makanan dengan gizi seimbang, tanda-tanda bahaya kehamilan, memberi tablet Fe dan kalsium, dan menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi dan segera datang kembali jika ada keluhan yang dirasakan.

Maka dapat disimpulkan bahwa selama kehamilan trimester III dan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh penulis tidak ada kesenjangan yang sangat mencolok antara teori dengan kegiatan di lahan praktek dan semua masalah yang dialami oleh ibu masih dapat di atasi dengan baik.

4.2 Masa Persalinan

Pada Ny. S melahirkan anak ketiga pada usia kehamilan 40 minggu. Persalinan berlangsung dengan normal tanpa ada komplikasi, berdasarkan teori buku (Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Saefuddin, 2009) bahwa persalinan normal berlangsung diusia kehamilan 37-42 minggu atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan di lapangan.

Proses persalinan kala I pada Ny. S berlangsung selama 2 jam, saat ibu datang ke bidan praktek swasta pukul 22.30 WIB disertai mules-mules dan hasil pemeriksaan sudah ada pembukaan 7 cm, pada pukul 23.30 WIB didapatkan pembukaan 8 cm, dan pada pukul 00.30 WIB pembukaan sudah lengkap, secara teori bahwa diperhitungkan pembukaan pada multigravida 2 cm per jam (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin, Fitramaya, 2009) dengan hitungan ini maka waktu pembukaan lengkap dapat diperhitungkan. Sehingga didapatkan kala I berlangsung dengan baik. Maka dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan dalam teori dengan kenyataan.

Pada persalinan kala II berlangsung selama 30 menit sejak dari pembukaan lengkap, berdasarkan teori yang ada menyebutkan bahwa untuk primigravida kala II berlangsung selama 2 jam dan untuk multigravida pada kala II terjadi selama 1 jam (Asuhan Peralinan Normal, 2008). Dalam hal ini persalinan kala II sesuai dengan teori. Pada saat kala II persalinan penolong menggunakan alat pelindung diri (APD) yaitu celemek, sarung tangan, penutup kepala, kaca mata, masker, dan sepatu yang tertutup bagian depannya. Menurut teori bahwa penolong persalinan harus mengenakan pelindung diri seperti celemek, sarung tangan, penutup kepala, kaca mata, masker, dan sandal yang tertutup bagian depannya (Asuan Persalinan Normal, 2008). Pada saat bayi lahir dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dengan meletakkan bayi secara tengkurap didada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu selama 1 jam (Asuhan Persalinan Normal, 2008). Maka hal ini tidak ada kesenjangan dan sesuai antara teori dengan kenyataan.

Pada persalinan kala III berlangsung selama 20 menit berdasarkan teori (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin, Fitramaya, 2009). Bahwa lama kala III berlangsung dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta tidak lebih dari 30 menit. Dengan menerapkan manajemen aktif kala III yaitu pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT), setelah 15 menit pertama dilakukan suntik oksitosin yang kedua karena tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta, masase fundus uteri setelah plasenta lahir. (Asuhan Persalinan Normal, 2008). Maka hal ini tidak ada kesenjangan dan sesuai antara teori dengan kenyataan.

Pada kala IV dilakukan pengawasan dan observasi tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan jumlah perdarahan selama 2 jam yaitu satu jam pertama dilakukan observasi tiap 15 menit, dan satu jam kedua dilakukan observasi tiap 30 menit. (Asuhan Persalinan Normal, 2008). Hal ini sesuai dengan teori.

4.2 Masa Nifas

Proses involusi berjalan dengan normal dan penurunan fundus uteri pada 6 jam post partum yaitu 2 jari di bawah pusat, pada hari ke-7 post partum tinggi fundus uteri pertengahan pusat sympisis, 2 minggu post partum fundus uteri sudah tidak teraba di atas symphisis. dan pengeluaran lochea normal yaitu lokhea rubra berwarna merah selama 2-3 hari postpartum, lokhea sanguilenta berwarna merah kuning pada hari ke 3-7 postpartum, lokhea serosa pada hari ke 7-14 dan lokhea alba pada 2 minggu postpartum. ASI keluar lancar tidak ditemukan adanya peradangan. Hal ini sesuai dengan teori dengan kenyataan (Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Salemba, 2009)

4.3 Bayi Baru Lahir (BBL)

Bayi baru lahir langsung menangis, berat badan 3100 gram, panjang badan 49 cm dan tidak adanya kelainan atau komplikasi apapun. Asuhan pada bayi Ny.S dalam satu jam pertama dengan memberikan injeksi Vitamin K 0,1 ml intarmuskuler pada bayi baru lahir untuk mencegah perdarahan intracranial akibat defisiensi vitamin K, serta salep mata untuk mencegah penyakit mata dan kebutaan. Imunisasi Hepatitis B diberikan 1 minggu setelah bayi lahir, sedangkan pada teori menurut (Asuhan Persalinan Normal, 2008) imunisasi Hepatitis B diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K atau usia bayi 2 jam. Maka dalam hal ini terdapat kesenjangan dalam teori dengan kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar